Rabu, 27 Mei 2020

Jatuh Lagi Tersungkur



Kadangkala kita merasa sangat baik-baik saja dengan kepercayaan yang penuh untuk melakukan banyak kebermanfaatan. Sayangnya, hal itu ga akan awet seawet pengawet makanan. Kita bisa aja tiba-tiba berada di kondisi yang paling parah banget dengan kehilangan kepercayaan karena hal-hal sepele sekali. Tentang dinamika itu, agaknya harus dinikmati namun juga penuh antisipasi.

Hidup itu lucu banget ya. Penuh kejutan! Secara ga sengaja, tibalah masa dimana Allah kumpulkan kita dengan orang-orang penuh semangat yang saling sending energi positif. Serasa kita hidup kembali! Menjadi manusia yang penuh manfaat! Menebarkan kebahagiaan ke siapa saja yang kita temui. Melakukan banyak hal yang kita cintai. Sampai-sampai, letih pun takkan terasa sama sekali di tubuh ini. Yang terasa hanya bahagia dan rasa syukur berlimpah ruah pada Sang Pemilik Hati.

Lalu, tiba-tiba saja, dalam sejekap, datanglah masa yang mengguncang jiwa. Hadirlah orang-orang dengan air wajah tanpa dosa merusak energi-energi positif dengan segala laku yang kadang sulit diterima logika. Kadang kita bisa ngdefense dengan energi positif yang tersisa, tapi kadang kita juga terhanyut dan terkonversi menjadi muatan negatif seketika.

Pada titik terendah ini, entah kenapa rasanya sangat gelap. Seakan usaha baik yang sudah diikhtiarkan hanya sia-sia saja atas balasan orang-orang yang suka tak bertanggung jawab. Padahal dalam kondisi baik-baik saja, diri akan insyaf akan rasa kecewa apabila jangankan berlebihan berharap pada manusia, sedikit saja berharap, maka menderitalah kita oleh kecewa yang luar biasa menyergap~

Yang perlu ditanam pada diri. Adalah hikmah dari segala hal yang terjadi. Bisa jadi Allah kirimkan orang-orang tadi pun keadaan-keadaan terburuk tak terdefinisi, sebagai ujian agar kita bisa melejit lebih tinggi. Menghadapi hidup dengan lebih kuat lagi. Menyebarluaskan kebaikan lebih banyak lagi dengan berkaca pada pengalaman pribadi yang mungkin saja terjadi pada orang lain yang qadarullah kita temui.

Sampai sini, aku jadi paham ternyata sabar adalah amunisi tak berbatas. Yang keberadaannya perlu dirawat dan dibilas. Karena bisa saja dia terkena percikan amarah kita yang kerap kali tidak tuntas.

Maasyaa Allah ya. Indahnya menjadi muslim/ah yang apapun keadaannya, hanya akan ada energi positif untuk menghadapinya. Kalo ga bersyukur ya bersabar saja. Hal baik datang maka bersyukur yang paling utama. Sebaliknya, jika hal buruk yang mampir maka bersabar adalah lawannya.

Fiuh. Rasanya lega. Alhamdulillah ala kulli hal.

dari aku, yang sudah baik-baik saja. Insyaa Allah

Selasa, 19 Mei 2020

Sejumput Kebaikan Edisi Partners in Crime


Beberapa waktu lalu, Qadarullah, Allah pertemukan dengan sekelompok pertemanan yang buat aku jadi kagum sih. Aku emang ga kenal sama semuanya, cuman salah satu dari mereka aja, selebihnya engga. Tapi, ada bagian-bagian yang semoga bisa menjadikan kita kembali bercermin dan bertanya pada diri kita sendiri.

Mereka ini aku ga tau berjumlah berapa hehe, namun  mereka dipertemukan Allah di SMP IT Nurul Ilmi dan merupakan angkatan pertama disana. Menurut kabar (eaak), karena label angkatan pertama itulah yang mendorong ke-solid-an mereka hingga kini. Ohya, kesemuanya cowok ya, yang pada gokil-gokil ini cowok-cowok semua .-.

Mendengar bagaimana mereka berbincang dan berinteraksi sebenernya udah jadi 'wajar' aja sih bagi geng-geng cowok kalo cara mereka demikian. Menariknya, mereka mengaku merupakan orang yang belum baik, hahaha apa ya mada kali ya? Sejenisnya lah ya. Istilahku itu Partners in Crime. Ga pula degil-degil amat keknya, masih sebatas wajar sih. Tapi aku melihat dari sisi yang berbeda.

Salah seorang bercerita, latar belakang dari gerakan yang mereka lakukan beberapa waktu lalu. 

"Awalnya ceritanya kami tu lagi jalan-jalan samo kawan smp kak, ee nengok kondisi di luar kok kayak sedih gitu, baru lah tepikir ide dari pado kito nongki-nongki tiap hari enak ado yang kito kerjoin, mako muncul ide buat donasi nih kak, jadi teamnyo kawan angkatan smp kami lah kak. Team alakadarnya kato orang tu"

Jadi, di kondisi pandemi saat ini. Banyak banget ya tatanan yang berubah. Ya kalo misalnya si Bapak yang kerja di perusahaan, bonusnya dipotong dengan penghasilan 20 juta per bulan tapi berasa besar pasak dari pada tiang, coba deh kita liat ke bawah. Ada kalangan-kalangan yang lebih menderita terdampak karena kasus pandemi ini. Kehilangan pekerjaan, kehilangan langganan, jualan pun bisa-bisa ga balik modal. Jangankan mau ikutan ambil barang cicilan, makan sehari-hari aja udah kembang kempis mengusahakan. Miris ga sih? Ya Allah, aku sempet pusing dan stress banget mikirin ini. Aku empati, tapi ga bisa berbuat banyak hal berarti. Jiwa tu kek meronta-ronta jadinya. :(

Okey back to the partners in crime tadi. Jadi ya fenomena memprihatinkan inilah yang membuat mereka bergerak. Hati mereka Allah gerakkan, untuk bisa nolong sesama. Meski ya, mereka ngakunya masih mada gitu. But can you see it? Se bejat-bejatnya orang, akan selalu ada fitrah kebaikan dalam dirinya. Maasyaa Allah~

So, kerennya lagi tu mereka semua laki! Haha. Cukup ga kebayang sebelumnya, kirain di team mereka ada perempuan gitu kan ya. Ternyata zonk. Laki semua. Jadi ya merekalah yang galang donasi, merekalah yang pergi kesana kemari beli barang2 yang bakal disalurkan ke penerima donasi, mereka jugalah yang ngepaket-paketinnya sampe ready untuk dibagikan. Maasyaa Allah bangettt, Barakallah adik-adik eh kawan-kawan (kita seumuran kan ya? wkwk).

Terus, Alhamdulillah hari penyaluran itu hujan. Tapi ga sedikitpun menyurutkan maksud dan tujuan awal mereka. Gas terus, jangan kasih kendor~ Sampe keliling-keliling ujung ke ujung nyamperin penerima donasi biar ga salah sasaran. Ih! Maasyaa Allah ya :) 

Dari perbincangan mereka sepertinya mereka udah kek ngerencanain pergi bukber gitu abis nyalurin barang donasi ini. Apadah agak beribet gitu juga kali ya ga paham banget wkwk. Yang paling jelas itu salah satu dari mereka ada yang bilang intinya gini:

"Nantilah urusan nongkrong dimano pas buko, yang penting kito selesain dulu niat awal kito ni. Kito mau nyelesain bagi-bagi donasi ni dulu. Baru lah kagek kito ngumpul".

Gitu. Allah jaga niatan mereka dengan sangat sempurna! Maasyaa Allah. Tabarakallah. Semoga ya, dengan sejumput kebaikan yang masih exist dalam qalbu-qalbu mereka, Allah sampaikan hidayah bertubi-tubi hingga mereka tak bisa membendung untuk tidak menerima hidayah itu. Semoga dengan satu per satu kebaikan yang mereka lakukan, mereka bisa bersegera menjadi sebaik-baiknya umat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Bantu aamiin kan ya semua :) Semoga malaikat juga mengaminkan doa yang sama untuk kita semua. Allahumma aamiin.

Well, hikmahnya tu. Meski belum baik, ya teruslah berbuat baik. Kita ndak tau di titik mana dalam hidup kita Allah lapangkan peluang untuk menjadi lebih baik lagi. Daaan, teruntuk yang sedang berproses menjadi lebih baik, kapan nih hati kita tergerak untuk juga melakukan banyak kebermanfaatan serupa? Jangan mau kalah deh soal lomba-lomba dalam kebaikan. Fastabiqul Khairat!

"Rasa syukur yang mampu terucap untuk kali ini, bukan sekedar berbagi tapi pembelajaran hidup yang kami dapati. Memberi bukan sekedar tangan diatas, tapi ada doa yang tak terbatas. Lekas membaik kehidupan, ajari kami untuk saling memaknai arti hidup."  - Alfarizi

Terima kasih Partners in Crime! Sehat Selalu. Semangat menebarkan kebaikan di muka bumi Allah~
 

NAI'S Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang, Edited by suciwdd