UN sudah di depan muka dik. Bagaimana persiapannya? Tentu sudah dipersiapkan dengan baik kan ya. Tinggal perang aja lagi, ah bisalah tu. Insya Allah, Allah selalu membantu umatnya yang meminta pertolongan-Nya.
Biasanya kalau musin UN gini (pengalaman), terjadi gejolak-gejolak antara prinsip minoritas dengan prinsip mayoritas. Nah, prinsip minoritas ini yang sering goyah. Cobaannya berat kali ya hehe. Prinsip minoritas yang kakak maksud disini itu.... kejujuran dik. Hayo siapa yang berani UN Jujur kita tos dulu -*tos.
Nah prinsip mayoritas ini nih yang ganggu banget. Bisa mengubah orang yang sudah punya prinsip buat jujur jadi ikut-ikutan tidak jujur. Contohnya tahu sama tahu ajalah ya. Dulu, kakak sempat kecewa dengan orang-orang berprinsip jujur yang berbalik haluan ke prinsip sebelah. Mungkin kekhawatiran mereka terhadap UN terlalu berlebihan, padahal mereka sudah sangat baik mempersiapkan diri untuk menghadapi UN.
Kakak selalu ingat, orang yang paling keras mengajarkan kejujuran itu Mama kakak, apalagi saat ujian. Duh, itu... keras banget dik. Mama sempat bilang gini dengan entengnya, "kerjain ajalah sendiri, kan udah belajar. Untuk apa 3 tahun belajar kalo ujung-ujungnya liat kunci? Kalo emang hasilnya ga lulus nanti, tinggal ngulang setahun lagi". Sebegitunya mama, dan begitu pula kakak ke adik-adik kakak di rumah, dan ke kalian. Sia-sia dik belajar 3 tahun kalau UN liat kunci. Walau dulu banyak yang bilang, lebih percuma sekolah 3 tahun kalo ga lulus cuman karena UN.
Alhamdulillah waktu itu kakak ga sendiri dik. Ada guru-guru yang selalu dukung kakak, menyemangati kakak, hingga saat titik terakhir yaitu pengumuman UN. Ada juga alumni yang lulus kok tanpa kunci. Itu jadi motivasi kakak untuk tetap berdiri di prinsip kakak. Meski kakak sempat disodorkan secara cuma-cuma kunci UN itu.
Sebetulnya output utama dari pendidikan itu bukan nilai dik. Tapi lebih dari itu. Pendidikan itu membentuk pola pikir kita, membentuk kepribadian, mengajarkan hidup berprinsip yang baik dan membuat kita matang dalam menjalani kehidupan kita sebenarnya. UN itu baru ujian kecil dik. Hidup lebih keras dari soal UN yang berstandar Internasional tahun lalu itu,
Ada yang bercerita ke kakak, dia khawatir nilai UN nya rendah, padahal PTN mempertimbangkan nilai UN juga di SNMPTN. Bagi kakak, SNMPTN itu bonus dari usaha kita selama 3 tahun dik. Kalo memang bukan takdirnya kita lulus, masih banyak jalan menuju impian. Asal kita mau usaha, Insya Allah bisa. Percayalah.... SBMPTN jauh lebih menantang dari soal UN kalian. Kalau lulus SBMPTN itu rasanya..... gimana ya dik, bahagia luar biasa. Se-Indonesia loh yang ikut SBMPTN itu, Di situlah kemampuan kita memang diuji. Di situ perjuangan hidup di mulai dik. Kalian akan merasakan kok nanti bagaimana-bagaimananya :D
Jadi ubahlah orientasi pada nilai itu. Memang sih nilai juga perlu, tapi apa yang ada pada diri kita juga lebih diperlukan. Orang bilang sih softskill. Jujur itu termasuk softskill loh. Berani jujur diantara banyak orang yang tidak jujur apalagi. Duh, tantangan terkeren segalaksi bima sakti, cailaaa hahaha.
Ini ada hadist, tentang kejujuran dan kebohongan, Bismillahirrohmanirrohim
Dari Ibnu Mas’ud RA., Nabi SAW. bersabda, “Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing ke surga. Sesungguhnya jika seseorang senantiasa berlaku jujur, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kebohongan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang selalu berdusta, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR. Bukhari, 54)
Jujur itu... keren dik.
Sulitnya diawal memang, tapi bahagia dan bangganya diakhir :)
Banyak juga kok yang UN jujur tetap lulus dengan nilai yang baik :)
Yuk #UNJUJUR,
0 comments:
Posting Komentar