Sabtu, 21 September 2013

Si Ibu Lansia, Berseragam Oranye

Ibu, dengan seragam oranye


musim,
silih berganti
menuntun hari-hari
si ibu lansia,
berseragam oranye

hujan lalu panas
panas lalu berangin
berangin lalu hujan
jadi saksi-saksi bisu,
profesi ibu lansia
berseragam oranye

hujan,
tak kenal basah
apalagi dingin yang menjalar
dia, si ibu lansia berseragam oranye
tetap berdiri kokoh
mengayun lidi-lidinya
di jalan-jalan raya

panas,
menyengat ubun-ubunnya
menggelapkan pigmen kulitnya
dulunya putih berseri
kini menghitam pekam
dia, si ibu lansia berseragam oranye
tetap teguh pada hendaknya
menyeret lidi-lidinya
di jalan-jalan raya

berangin,
dedaunan tanggal dari induknya
melayang lalu beterbangan
memenuhi jalan-jalan
dia, si ibu lansia berseragam oranye
dengan lidi-lidi dan sekopnya
memerangi dedaunan kering
di jalan-jalan raya

dia,
si ibu lansia
dengan seragam oranye
terus merajut tekad
hingga singgah pada apa yang khalayak bilang
"Adipura"


Suci Wulandari
Jambi, 21 September 2013

Senin, 16 September 2013

Tanpamu, Aku Tiada Apanya

Mama


I.
Ingkar dalam rasa perih
Menghabiskan tenaga-tenaga akhir
Katanya, demi 270 hari itu
Tak gentar,
Meski maut di ambang pintu

B.
Benar saja, tak lelah mengatur bocah
Terus membina akhlak agar mulia
Tak kenal masa, tak pernah meminta
Tanpa pamrih,
Meski milyaran rupiah telah mengudara

U.
Untaian kasih, terus terantai
Aliran darah mengalir kencang
Buah dari hati yang tercinta
Tumbuh dalam buayan telapak bunda
Berhasil kelak itulah bahagia

IBU
Hidup dan mati
Melahirkan diri
Memberi asi
Menanamkan akhlak
Si Insan muda belia

IBU
Cintaku ini tak cukup
Terlebih jika disanding dengan jasamu
Sungguh kecil
Tak berarti apapun

IBU
Pahlawan jiwa
Penyejuk lara
Perajut asa
Tanpamu, aku tiada apanya


Suci Wulandari
Jambi, 16 September 2013
Dengan ketulusan yang mendalam, aku sayang mama.

Selasa, 20 Agustus 2013

Oh Akhirnya!

20 Agustus 2013. Hari yang benar-benar aku nanti-nanti sejak 15 Juni 2013 lalu. Mungkin bukan cuman aku, tapi ada Taufik dan juga Fadli. Bahkan bisa jadi bukan hanya kami bertiga, tapi sebagian pemuda di Asia-Pasifik. 
Kegelisahan itu menghantuiku terus. Sejak malam tadi. Selepas belajar, timbul perasaan tidak tenang akan hasil dari tulisan yang aku kirim ke panita ICAAP11. Entah lolos seleksi, atau bahkan belum beruntung. Tapi semoga saja keberuntungan sedang berada di pihakku dan aku diberi kesempatan untuk menghadiri kongres satu itu. Allah lah yang tahu.
Pagi tadi. Masih saja. Rasa harap-harap cemas tak lepas dari pikiran dan hati. Jujur, aku benar-benar berharap untuk bisa lolos. Tapi sampai detik ini, masa dimana aku menulis tulisan ini, belum juga kabar itu tiba. Kata Taufik, biasanya yang seperti itu sering diundur 1-3 hari oleh Panitia Penyelenggara, jadi ya berdoa terus sajalah.
Siang ini, sekitar pukul 13.40. Masih sama, yang ada di benak masih sama, yang diharap-harapkan pun begitu jua. Niatnya tadi mau makan siang terus keliling buat nganterin proposal. Tahunya malah tiduran terus main handphone. Selang waktu berlalu, ada yang datang ke rumah, terus nanya ke mama begini, "namo suci tu suci wulandari yo nte? Ini nah ado paket tadi di titip di bengkel". Jleb! aku langsung keluar dari kamar. Pertama aku mikir, perasaan aku belum ada ikutan lomba lagi yang hadiahnya dikirim deh? Terus aku juga belum ada belanja online. Jadi apa?
Guess What?
Dipojok Kiri atas amplop ada tulisan 'Majalah Sastra Horison Jl.Galur Sari II No.54, Utan Kayu Selatan Jakarta Timur 13120. Oh God! Awalnya aku bingung, aku pernah 'hampir' mau beli majalah satu ini, tapi ga jadi karena berat diongkos. Terus aku pikir-pikir lagi sambil buka amplopnya. Ya Allah, ternyata ada 7 puisiku terbit di halaman Sajak Cermin Kaki Langit Horison. Alhamdulillah!! Alhamdulillah Ya Allah!! Mama langsung meluk aku dan bilang "Selamat yo nak". Rasanya pengen nangis lagi kalo inget kejadian tadi. Ya Allah akhirnya, cita-cita lama yang dulu pernah diusahakan, terwujudnya sekarang bahkan ga kepikiran sama sekali kalo karya-karya aku bisa lolos dan terbit di majalah sastra Indonesia! Soalnya udah lamaaaaaaaaa banget aku ngirim puisi-puisi itu. Entah udah berapa bulan, pokoknya lamaaa! Jadi inget gimana dulu. Dari mulai iseng baca horison terus tertarik buat ngirim dan didukung oleh beberapa koleksi puisi yang aku buat. Lalu, nyari alamat email kakilangit yang baru di website, tapi ga ketemu, karena horison yang aku baca di perpus itu udah lama banget. Jadi alamatnya ga kepake lagi. Akhirnya dapet deh di fbnya horison. Alhamdulillaaaaah!!! Ini bener-bener bahagia yang aku nanti-nanti. Akhirnya! Akhirnyaa! Oh Akhirnyaaaaa!!!

Majalah Sastra Horison terbitan Bulan Agustus 2013

Halaman Awal Kaki Langit

Salah satu halaman yang memuat puisiku

Kamis, 20 Juni 2013

Untuk Pendidikan Indonesiaku

Jika berbicara tentang pendidikan Indonesia, hal yang sangat cepat terbayang mungkin adalah Sekolah. Banyak orang tua dan anaknya berlomba-lomba untuk mendapatkan sekolah dengan pendidikan yang baik. Meskipun mereka harus membayar dengan biaya yang lebih, mereka bersedia.
Sekolah memang bukan sekedar sekolah. Proses bersekolahlah yang menuntun banyak generasi muda Indonesia menuju Masa Depan yang Indah. Sekolah pun juga harus bisa menjamin produktivitas generasi yang bermutu dengan segala hal yang berkaitan dengan itu tercukupi dengan baik. Lalu, bagaimana dengan Sekolah yang baik menurut versi ku? Inilah sekolah dambaanku yang ku tulis menjadi beberapa aspek.

a. Guru
Aku ingin sekolahku memiliki guru-guru yang kreatif, bukan hanya cerdas. Karena kecerdasan ‘saja’ tidak dapat menjadi tolak ukur guru tersebut berhasil atau tidak dalam menyampaikan pelajaran. Guru Kreatif yang dimaksud di sini adalah guru yang mampu memberikan inovasi dalam pembelajaran. Sehingga siswa tidak merasa jenuh dengan metode yang melulu diterapkan seperti CBSH (Catat Buku Sampai Habis) ataupun Guru yang terus berbicara menyampaikan materi, sedang siswa menjadi pasif karena hanya mendengarkan saja. Itu tidak efektif pada hematku. Solusinya, beberapa metode yang dapat diterapkan guru kreatif dalam belajar yaitu metode diskusi, Praktek langsung, mengemas materi menggunakan teknologi atau bernyanyi. Jadi, siswa tidak hanya dijejeli dengan materi, namun juga belajar bekerja sama dan pentingnya saling menghargai sesama teman, dengan kata lain, suasana kelas menjadi hidup karena keaktifan siswa dan gurunya. Pasti menjadi menyenangkan.
Guru kreatif saja tentu tidak cukup. Kemampuan berinteraksi guru pun juga mesti diperhitungkan. Bagaimana guru kreatif dapat menerapkan metode belajarnya jikalau ia tidak mampu berinteraksi dengan baik pada siswanya. Sama saja dengan nol. Interaksi dalam hal komunikasi tidak hanya mampu membuat pelajaran tersampaikan dengan baik, namun juga merupakan terobosan untuk mendekatkan guru dan siswa agar lebih terbuka dan santai dalam proses pembelajaran. Jadi, tidak akan lagi muncul kata-kata ‘aku mau nanya, tapi takut’, ataupun ‘yah ibu/bapak ini juga, main ajalah, aku malas belajar’ yang acap kali dilontarkan beberapa siswa.
Guru kreatif yang pandai berinteraksi dengan siswanya mengingatkanku pada salah satu sekolah di Amerika, ‘Charter School’. Dimana sekolah terasa menjadi menyenangkan karena desain letak meja dan kursi, dan program-program yang diterapkan oleh gurunya di kelas tidaklah monoton. Alhasil, Charter School ini berhasil memroduksi generasi yang berkualitas. Jika Amerika yang juga memiliki sistem pendidikan yang kurang lebih sama dengan Indonesia dapat mendirikan Charter School, kenapa Indonesia tidak?

b. Hubungan Guru dan Orang Tua
Masih dalam aspek guru, namun berhubungan juga dengan orang tua. Hubungan yang baik antara keduanya adalah ‘keep in touch’, tetap berkomunikasi/berhubungan. Seperti yang kita ketahui, komunikasi itu adalah segalanya dan merupakan salah satu syarat terjadinya interaksi sosial. Komunikasi antara guru dan orang tua sangatlah penting dalam hal mengomunikasikan perkembangan siswa. Jadi, tidak ada lagi keputusan sepihak ataupun kesalahpahaman antara keduanya yang mungkin saja berakibat ke si siswa. Menemukan bersama jalan keluar dari masalah yang dialami siswa tentu menjadi lebih mudah. Karena banyak kepala menjadi lebih baik dari pada satu kepala saja dalam pemecahan persoalan apapun.

c. Fasilitas dan Lingkungan Sekolah
Sekolah dambaanku tidak perlu muluk-muluk. Aku tidak perlu Air Conditioner untuk menyejukkan ruang Kelas. Di samping berefek tidak hemat energi, juga aku yang selalu dehidrasi jika berlama-lama di ruangan ber-AC, jadinya tidak nyaman.
Fasilitas yang mutlak perlu adanya adalah Perpustakan yang layak, halaman ataupun taman hijau, tempat sampah, pendopo-pendopo, kantin yang bersih, dan satu lagi, kamar kecil yang layak.
Aku mulai dari perpustakaan yang layak, kenapa harus kata layak? Karena aku ingin perpustakaan itu benar-benar menjadi tempat mengadu bagi siswa-siswa yang haus ilmu pengetahuan. Cahaya penerangannya pas, tidak terlalu terang ataupun gelap. Sehingga siswa menjadi nyaman untuk membaca buku disana. Lalu tata letak rak dan buku. Disusun sedemikian menarik untuk menghindari keadaan yang monoton dan membosankan. Tempat membaca juga harus memadai, buku-bukunya lengkap dan up-to-date. Jika masuk buku baru, buku lama jangan dibawa ke gudang. Dibuat lagi rak baru dan buku-bukunya juga dipisahkan, sehingga mempermudah siswa untuk menemukan buku-buku yang mereka cari. Satu hal lagi yang penting adanya, ketertiban ruang perpusatakaan. Sehingga tidak ada seorang siswa pun merasa terganggu dengan aktivitas siswa lainnya.
Taman hijau, fungsinya agar siswa mengenal dan belajar menjaga serta melestarikan tanaman. Mulai pada lingkup yang kecil saja dulu, sekolah. Hal ini dapat menularkan semangat berkebun di rumah. Jadi pada akhirnya bukan sekolah saja yang indah, namun rumah siswa pun juga ikut lebih indah.
Tempat sampah di setiap sudut dan lekak-lekuk sekolah. Sehingga tidak ada lagi alasan yang bisa membuat siswa selamat dari pelanggaran membuang sampah sembarangan. Tentu dibarengi dengan sangsi yang tegas dan mengikat. Jadilah sekolah indah, bersih dan nyaman.
Pendopo-pendopo. Ini bisa dimanfaatkan guru dan siswa sebagai prasarana pembelajaran. Proses Belajar dan Mengajar tidak melulu di kelas, guru dan siswa juga dapat memutuskan untuk belajar di alam terbuka dan menikmati taman hijau sekolahnya.
Kantin yang bersih. Namanya juga kantin, tempat makannya guru dan siswa. Tempat makan tentulah harus bersih dan juga layak. Keluarga kantin harus bertanggung jawab atas sampah-sampah yang mungkin berceceran. Sehingga kebersihan dan kenyamanannya juga tetap terjaga. Dan tidak ada lagi kata ‘hilang selera makan gara-gara liat kantin’.
Terakhir, kamar kecil yang layak. Wah, sepertinya ini masalah yang cukup pelik. Karena kamar kecil itu sangat penting bagi siapapun. Menurut peraturan dari advokasi masalah remaja, ternyata ada peraturan pembuatan jumlah kamar kecil untuk siswa dan siswi. Untuk setiap 40 siswa dibuat 1 kamar kecil, sedangkan untuk setiap 25 siswi dibuat 1 buah kamar kecil. Kuota 1 kamar kecil untuk siswi lebih kecil dikarenakan biasanya perempuan banyak sekali yang harus diurus di kamar kecil. Lalu, dari segi kelayakan. Kamar kecil yang benar-benar layak tidaklah lumutan dan bau, untuk itu sekolah perlu menyediakan petugas untuk membersihkan kamar kecil dan juga peraturan yang ketat untuk siswa dan siswi yang buang air di sana.
Kalau soal lingkungan sekolah, tentulah aku inginnya bersih, nyaman, indah, aman, tentram dan damai. Semuanya selaras, seimbang dan sejalan dengan tujuan sekolah itu sendiri.

d. Tugas dan Pekerjaan Rumah
Nah, topik satu ini yang setiap hari jadi perbincangan siswa dan siswi. Hampir setiap guru memberikan tugas dan pekerjaan rumah yang tak henti-hentinya. Keluhan yang sering aku dengar itu seperti ini ‘kapan lagi waktu istirahat dan main? Pulang udah sore, trus ngerjain tugas sampe malam, udah tengah malam baru tidur, besoknya harus bangun pagi-pagi lagi buat sekolah, haduh!’ seakan-akan itu semua membebani.
Jujur, aku memang tidak terlalu suka dengan tumpukan tugas yang sering kali diberikan kepada kami (siswa/siswi). Memang benar keluhan tadi, namun ku rasa ada jalan keluar yang baik. Jika tugas ataupun pekerjaan rumah yang diberikan guru terlihat mengasyikkan tentu tidak akan terucap keluhan tadi. Pelajaran di sekolah kan pasti ada aplikasinya di dunia nyata, jadi tugas-tugasnya juga dalam bentuk praktek langsung mengaplikasikan teori yang diajarkan di sekolah. Sehingga siswa menjadi tidak merasa dihantui oleh waktu yang sangat sempit untuk beristirahat. Jika ini diterapkan, aku yakin, siswa juga akan lebih muda memahami maksud pembelajaran. Bukan terus menghayal memikirkan apa fungsinya sekolah jika tidak ada aplikasi nyata dalam kehidupan.

e. Harapan untuk pendidikan Indonesia ke depan
Indonesia. Negaraku tercinta. Segala yang terbaik yang kuharapkan untuk Indonesia, khususnya Pendidikannya. Aku ingin pendidikan indonesia seperti piramida terbalik. Bukan piramida biasa yang dari awal si siswa telah dibebani banyak mata pelajaran dan berakhir pada dilema untuk memutuskan ingin kemana, selalu begitu.
Namun, jika pendidikan kita memakai prinsip piramida terbalik, dimana dari lingkup kecil atau satu bidang, dapat dikembangkan dan diluaskan. Sehingga kita hanya fokus pada apa yang telah kita tentukan dari awal, bakat dan minat kita yang sudah kita pilih dari awal. Tinggal menjalankan proses dan menjadi sukses. Itu lebih baik daripada harus bertemu pada kegalauan karena kita telah menggeluti banyak bidang duluan. Coba bayangkan jika kita mendalami segala bidang dan kita mampu berkembang disemuanya, apa jurusan yang akan kita pilih untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Pasti penuh pertimbangan yang berat. Belum lagi tuntutan dari orang-orang terdekat yang tambah membebani pilihan kita.


Aku berharap, sangat berharap, Pendidikan Indonesia menjadi lebih baik lagi dalam segala aspek dan sistemnya, sehingga terlahir generasi baru yang cakap dan berkualitas. Semoga saja, aamiin.

youth-esn.16mb.com

Senin, 15 April 2013

Inilah aku yang seaneh katamu


Gerah. Masih saja tubuhku dilumuri keringat yang tak diinginkan. Kau tahu? Padahal tadi siang hujan sempat menyapa. Namun tak kunjung setia hingga kini. Menatap langit gelap dari teras rumah, sepertinya tak kelam. Mungkin aku hanya menerka-nerka saja, namun yang pasti, kanopi rumah dan pepohonan yang ditanam pemerintah di pinggiran jalan ini menutupi mataku yang nekat melihat ke atas—kelangit.
Aku masih terpingkal dengan gelitikan imajinasi yang terpaut sejak sore tadi. Securah kalimat yang kulontarkan menarik apresiasi yang lumayan. Kubilang pada mereka kalau aku itu… aneh. Ya aneh. Atau lebih tepatnya, aku katakan bahwa orang-orang mengatakanku demikian. Entah apa yang mereka kerahkan saat berbicara mengenai itu. Dan kini, aku mulai terhentak dengan perasaan yang membisik tajam, “aku aneh!”.
Aku pernah dengan sengaja berniat mengubah diriku. Menjadi apa yang mereka—orang-orang yang mengatakanku aneh—inginkan. Lagi, aku tertegun. Aku merasa dirikulah yang benar. Aku bahagia menjadi diriku yang se-aneh-kombinasi-tak-biasa-juga-sederhana yang terpadu dalam satu kesimpulan; berantakan. Aku sadar itu. Dan aku sedikit bangga. Atau bahkan totali bangga!
Beberapa hal yang menjadi pertimbanganku yang harusnya mereka pahami—ya harusnya mereka pahami. Pertama, aku bersyukur terlahir seperti ini, dan aku tak ingin mengubah ciptaan Sang Pemberiku kehidupan. Aku bahagia dan nyaman menjadi ‘aku’ yang sesungguhnya, dan seterusnya aku akan begini. Walaupun tak dapat kupungkiri, seringkali ragu ini menghantui bersama bayang-bayang mereka si penggantung harapan pada pundak-pundakku. Kedua, kurasa tidak semua hal aneh itu buruk. Setidaknya begitulah kata kakak, aneh itu relatif dan kurasa anehnya diriku masih dalam tahap wajar. Ingat, ’aku bukan si pemakan tanah ataupun pelanggan setia aspal jalanan yang suka guling-guling seenak perutnya’. Enggak. aku masih sadar dengan kegilaan yang ekstream. Ketiga, aneh itu berarti tak biasa, tak biasa itu berarti unik, unik itu tak banyak didapatkan dan ditemukan. Singkat cerita, aku itu LANGKA! itulah yang kuinginkan. Ketika aku menjadi manusia ‘langka’, aku akan membekas di tiap-tiap hati yang pernah mengenalku. Aku tidak gila ketenaran. Aku cuman ingin dikenang. Seperti album birunya melly di lagu bunda. Aku ingin menjadi isi album itu. Yang dapat dikenang di setiap waktu. Dan tersimpan rapi, di tiap sudut pemiliknya hingga akhir waktu.
Tak ada yang lebih membahagiakan dari ‘membekaskan keunikanku’ pada orang-orang yang mengenalku. Masihkah kau pikir aku aneh-yang-se-aneh-aneh-nya-orang-aneh-yang-gila-dan-tak-tahu-malu? Ayolah, aku hanya malas mandi sore dan kurasa banyak orang yang seperti itu. Aku juga hanya sesekali atau yah baiklah duaduakali memekik cempreng ataupun nyanyi ga jelas di kelas. Atau mencoba mencari perhatian dari semua penjuru kelas dengan hanya memasang tampang serius dan bermukadimah pendek “assalamu’alaikum warohmatullahiwabarokatuh” dengan nada yang biasa dipakai untuk mengumumkan hal yang katanya penting di kelas-kelas, dan lalu tersenyum lebar melihat ekspresi teman-teman sekelas. Atau meluncur seenak udel dengan sepatu butut yang kebesaran 2 senti dari ukuran kakiku. Dan banyak hal ‘menarik’ lainnya yang kau bilang itu aneh tapi juga menarik perhatianmu. Ya kan? Oh tidak. Aku terlalu percaya diri.
 Aku tidak ingin lagi menyebut diriku aneh, tapi aku unik—tanpa rautan sombong, ya, tolong. Aku anak unik kecil langka yang disangka gendut dan berkepala botak karena suka pake baju kelonggaran dan jilbab kepanjangan. Tapi bagiku itu bukan masalah. Karena inilah aku!
Langit yang tak berbintang di mataku masih saja berbangga hati mengerubungi malam. Masih menemaniku, hey, dia setia dalam setiap hentakan tombol teknologi satu ini. Parahnya, jemariku mengalir begitu indah, menari diantara tombol-tombol hitam yang tentu saja berdebu—aku malas mengurusnya. Sudah lama aku tak seegois ini. Benar-benar tertuju pada kebahagiaanku sendiri. Malam ini, aku merasa, aku ‘bebas’!!

Kamis, 28 Februari 2013

F A T I N

Guys, udah lama banget yah aku ga curcol di sini. Sampe-sampe blog ini udah kayak toko ga laku-laku karena barang-barangnya pada mengalami masa expayer. -.-

Btw, Apa kabar pembaca setiaku ini? Kalo kabarku sih baik-baik aja *kagak ada yang nanya*. Masih sama kayak dulu. Suka nyerocos ga henti-henti sampe-sampe Ari bilang kalo aku ituu....... " C E R E W E T". Aku cerewet? dan Aku bangga :P

Well, Base on my post title, so kali ini aku ingin curcol tentang fatin. Tau fatin ga? gatau?  Cari dulu gih di kolam ikan deket rumah kalian, kali-kali lagi nongkrong disitu -.- *eh apasih*. Skip-skip. Jadi, temen-temenku seperjuangan, sebangsa, dan setanah-air *kebanyakan mukadimah*, kalo kata mbah gugel, Fatin itu punya nama lengkap Fatin Shidqia Lubis. Dia itu peserta X-Factor yang di RCTI ituloh, yang ada mbak rosa dan mas dhaninya *serasa apa gitu manggil mbak dan mas-,-*

Trus? Penting ya ngomongin Fatin disini? Ya pentinglah mameeen. Karena eh karena, 5 orang yang kenal dengan aku berkata kalo AKU MIRIP FATIN !!!! Demi apa? Demikian aku mirip fatin. -.-V Emang sih baru 5 orang u,u setidaknya ada gitu yang bilang mirip. Bukan akunya yang ngaku-ngaku sendiri mirip Fatin.

Nah, 5 orang tadi itu ialaaaaaah, Kak Kevin dan Kak Vidri, Bu Zahril dan Pak Anas, dan 1 lagi, sepupuku tercintah, Cani Puput :* Dan Hampir semua dari beliau-beliau nanya "suci bisa nyanyi ga??" atau "Coba suci nyanyi kayak Fatin?". Aku cuman cengir sana-sini doang. Emang aku ga bisa nyanyi pun. hiks hiks T.T kesian beud akuh :3 *alaynya keluar*

Tapi yaaa, aku akui. Suara Fatin itu WAW banget kalo nyanyiin lagu grenade nya Bruno. Sampe-sampe video Fatin bisa nangkring di website resmi Bruno. Kurang apa lagi sih? Yaudah cari kontrak nyanyi di luar negri aja gih sono, biar nama Indonesia tersorot jugalah di dunia :D Aku sih mau mau aja kayak gitu, masalahnya itu, AKU,  ENGGA' BISA, NYANYI!!! -.-

Lalu, persamaan lain aku dengan Fatin yaitu, sama-sama cewek *pasti dong* sama-sama 16 tahun *baru tanggal 15 januari kemaren :3* sama-sama lugu *ah iyapa?* sama-sama cantik *yang ini aku ga yakin* sama-sama imut *ini aku yakin fifty-fifty* sama-sama pemalu *iya sih kalo sama orang baru,coba sama orang yang udah deket??? eeeeh nyerocos mulu gapake titik koma tanda seru tanda tanya* cuman itu deh kayaknya u,u aku gayakin kalo fatin tingginya sama kayak aku, begitu juga berat badannya. Soalnya temen-temen pada ngatain aku pendek dan gendut -.- udah kayak buntelan aja fiuuuuuh! JAH HAT!

Udah dulu deh, kegeeran dari aku. Semoga kalian ga ngikut-ngikutan begini yah, entar malah banyak yang natap sinis lagi *tatap sinis balik ajah*. Pesanku, tolong di denger ya, eh salah, dibaca maksudnya, kalo perlu dicatet di buku diary dan ditempel di depan cermin supaya temen-temen semua pada inget *mulai cerewet*. Pesanku, adalah, hmmmmmmmmm.........................................
...............................................................................................................................................................................................
Jangan lupa doain aku biar tinggi dan ga gendut yah ;)) THANKYOUUUUU :***


Senin, 14 Januari 2013

Dunia Remajaku Makin Seru!


https://www.facebook.com/sikokjambi
Lomba Estafet yang sedang diikuti oleh salah satu sekolah di kota Jambi.
Jambi-  Youth Camp Daku! kembali digelar oleh Yayasan Sikok Jambi di Pijoan, Ma.Jambi akhir tahun 2012 lalu. Berefleksi pada Youth Camp sebelumnya yaitu pada tahun 2009 dan 2011, Yayasan Sikok Jambi mengemas kegiatan ini dengan lebih menarik lagi. Tak cukup hanya pada lomba-lomba yang memicu keberanian, kekuatan dan kemampuan saja, tetapi lengkap dengan berbagai pelatihan untuk mengembangkan kemampuan masing-masing peserta. Seperti Pelatihan Kepemimpinan, Pelatihan Jurnalistik dan Pelatihan Advokasi.

Kemah yang berlangsung selama 3 hari (27-29/12/2013) ini ditujukan pada remaja-remaja Jambi yang memiliki kepedulian terhadap isu-isu remaja yang berkembang saat ini. Seperti penyalahgunaan narkoba, seks bebas, hamil diluar nikah, dan HIV/AIDS. Mereka diharapkan dapat memotivasi remaja-remaja lainnya untuk mengisi masa muda mereka dengan hal-hal bermanfaat, bukannya menyimpang ke arah negatif yang dapat mencemari masa depan mereka.

Perlu diacungi jempol peserta kegiatan kemah kali ini. Mereka rela mengungsi ke Aula saat hujan menerpa tenda mereka hingga tumbang. Disana tampak kebersamaan yang mengharukan antar peserta. Mereka belajar untuk berbagi alas tidur seadanya dengan remaja-remaja lain dikarenakan peralatan tidur mereka banyak yang basah karena hujan.
Youth Camp Daku! tahun 2012 ini diikuti oleh 8 sekolah, yaitu SMA Negeri 6 Kota Jambi, SMA Negeri 8 Kota Jambi, SMA Negeri 9 Kota Jambi, SMA Negeri 1 Muara Jambi, SMA Yadika Kota Jambi, SMA PGRI 2 Kota Jambi, SMA Unggul Ikabama Kota Jambi, dan SMK Revani Indra Putra Kota Jambi. Dimana tiap-tiap sekolah diberi kuota maksimal mengirimkan 20 remaja dengan 2 guru pembimbing.

Ini adalah sebuah gebrakan hebat untuk mengisi waktu liburan remaja yang nyaris sia-sia jika hanya dihabiskan untuk hal yang negatif. Pada kemah ini, mereka bukan semata-mata hanya untuk bersenang-senang, namun juga membawa nama baik sekolahnya dan prestasi membanggakan untuk sekolahnya. Tak kira-kira lagi, bahkan ada sekolah yang memboyong 6-7 piala sekaligus dan maju sebagai juara umum. Tak ada kata terlambat bagi remaja untuk berprestasi dan membenahi diri. Hanya butuh niat dan usaha. Salam Remaja Ceria!

Penulis : Suci Wulandari | SMAN 6 Kota Jambi
 

NAI'S Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang, Edited by suciwdd