Sabtu, 04 Februari 2012

Selamatkan Bumi Kita Melalui Daur Ulang Sampah Mandiri




Global warming atau pemanasan global merupakan suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut maupun daratan bumi. Tentunya, terdapat banyak dampak yang akan ditimbulkan dari pemanasan global, seperti : meningkatnya suhu di bumi, naiknya permukaan air laut, mencairnya es di kutub dan masih banyak hal yang menyangkut masalah ke-lingkungan. Intergovernment Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa “ sebagian besar peningkatan suhu rata-rata di global (bumi) sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia”. 

Bagaimana aktivitas manusia menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global? Aktivitas manusia sangat banyak, ada yang baik dan bermanfaat, dan ada juga yang berdampak merusak dan merugikan. Contohnya membuang sampah sembarangan, mengendarai alat transportasi berpolusi seperti mobil dan sepeda motor, serta pemborosan energi seperti memakai lampu di siang hari dan menyalakan AC. Hal-hal seperti ini dapat memicu semakin meningkatnya suhu di bumi. 

Lalu, bagaimana usaha kita dalam menyikapi hal-hal tersebut? Kita, sebagai generasi penerus, harus melakukan segala cara agar bumi kita selamat dari pemanasan global. Mulailah dari hal yang terkecil. Mulailah dari istana kita sendiri, yaitu rumah sebgai tempat tinggal kita. 

Lihatlah, bagaimana kondisi perumahan yang ada di sekitar kita? Apa saja masalah lingkungan yang terjadi? Masalah terbesar dan sulit untuk diberantas saat ini adalah masalah sampah. Setiap hari, tiap-tiap rumah menghasilkan sampah dapur yang cukup banyak. Di Kota Jambi khususnya, terdapat sekitar 1400 kubik sampah yang dihasilkan tiap harinya. Untuk mengurangi volume sampah-sampah tersebut, kita tentunya harus mengolahnya. Seperti yang kita tahu, tidak semua sampah dapat diolah dan diuraikan secara alami, melainkan harus diolah dengan menggunakan peralatan yang canggih. Hal itu tidak memungkinkan untuk kita mengolah sampah secara manual. 

Sampah terbagi 2 jenis, yaitu sampah organik dan anorganik. Bedanya, sampah organik dapat diolah secara manual dan terurai secara alami (contohnya seperti : dedaunan kering, sisa makanan, sayur yang telah mengalami pembusukan, dll.) sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang sulit diuraikan secara alami (contohnya seperti : plastik, kaleng bekas, botol bekas air mineral, kardus dan kertas bekas, pecahan kaca, dll.) 

Membuat pupuk kompos merupakan salah satu cara mengolah sampah secara manual. Bagi masyarakat penghuni perumahan sebenarnya hal ini tidak terlalu sulit. Mereka hanya perlu memisahkan antara sampah organik dan anorganik. Lalu menguburkan sampah-sampah organik tadi kedalam tanah. Memang perlu waktu beberapa bulan untuk menunggu selesainya proses biologis yang terjadi, tetapi dengan ini kita dapat mencegah kerusakan lingkungn dan pemanasan global. Kemudian, hasilnya dapat digunakan sebagai pupuk penyubur tanaman-tanaman disekitar kita. 

Lalu bagaimana dengan sampah anorganik tadi? Kita olah sampah-sampah itu semampu kita. Contohnya seperti memanfaatkan ulang botol bekas air mineral dengan mencuci atau membersihkannya agar dapat digunakan kembali sebagai botol air minum, membuat pot kecil dari gelas plastik bekas air mineral yang dibelah menjadi dua bagian lalu digabungkan dan diberi alas plastik. Memanfaatkan kaleng bekas dengan memodifikasinya hingga menjadi tempat meletakkan peralatan tulis yang menarik dan bernilai. 

Kita juga dapat memanfaatkan kardus dan koran bekas sebagai bahan pembuatan patung-patungan kecil yang menarik. Bahan pendampingnya yaitu Lem kayu (lem Fox), ember, blender, air secukupnya dan cetakan. Caranya cukup mudah, pertama kita harus mengumpulkan kardus dan koran bekas tersebut lalu merendamnya di air selama beberapa menit sehingga kardus dan koran bekas tadi menjadi lembek. Lalu haluskan kardus dan koran tadi dengan menggunakan blender, sampai benar-benar halus karena ini akan mempengaruhi hasil patung kecil yang akan dibuat. Selanjutnya, yang telah dihaluskan tadi, diperah airnya hingga tak ada air lagi yang tersisa. Kemudian campurkan lem kayu (lem fox) ke kardus dan koran yang telah halus dan aduk sampai merata. Setelah itu kita tinggal mencetaknya dengan menggunakan cetakan dan dijemur di terik matahari. Apabila telah kering, keluarkan patung-patungan dari cetakan. Bila ingin lebih menarik, bisa ditambahkan cat air. 

Masalah selanjutnya berkaitan dengan polusi. Polusi banyak dihasilkan oleh kendaraan mobil dan motor yang berakibat mengganggu aktivitas kita. Lalu apa usaha kita untuk mengatasinya? Agar lingkungan kita tidak berpolusi, kita dapat mengubah pola hidup kita dengan bersepeda untuk bepergian atau hanya berjalan kaki. Kita juga dapat menanami pepohonan rindang di sekitar rumah dan menanamkan tanaman-tanaman kecil dengan menggunakan pot dari bekas gelas air mineral. Dan masih banyak lagi masalah-masalah kelingkuangan lainnya. 

Jadi, masalah lingkungan adalah masalah terbesar kita. Untuk itu, marilah kita jadikan lingkungan rumah kita menjadi ramah lingkungan dengan melakukan perubahan-perubahan kecil yang sangat berarti. 

Sekian dari penulis, mohon maaf jika terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisan essai ini.

0 comments:

Posting Komentar

 

NAI'S Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang, Edited by suciwdd